Selamat Tahun Baru 2021
Pada: 1/01/2021
Malam pergantian tahun baru kali ini saya lewati dengan meringkuk di kamar. Sendirian. Anak-anak dan istri berkumpul bersama di rumah mertua. Ada acara kecil-kecilan katanya. Saya terpaksa tinggal di rumah karena tiba-tiba saja kepala saya nyut-nyutan. Dan badan berasa kedinginan. Seperti demam. Ya sudahlah. Saya tak bisa mendengarkan suara ledakan mercon di tengah malam seperti tahun-tahun sebelumnya. Saya sudah tidur. Lebih tepatnya ketiduran.
Pagi ini, 1 Januari 2021 saya terbangun dengan badan yang masih kurang fit. Sepertinya sisa liburan ini harus saya lewati dengan banyak istirahat.
Tahun 2020 lalu memang sangat melelahkan. Tahun pagebluk. Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Banyak aktivitas yang dibatasi. Bepergian ke mana pun jadi takut. Kita harus selalu pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan. Protokol kesehatan menjadi disiplin baru yang mesti diterapkan di mana-mana.
Perubahan yang paling terasa bagi saya adalah soal cara kerja. Hari-hari selama tahun 2020 lebih banyak saya habiskan dengan bekerja dari rumah. Work from home. Awalnya terpikir bahwa bekerja dari rumah bakal sangat menyenangkan. Nyatanya tak sepenuhnya begitu. Ada senangnya tapi tidak sedikit juga tidak senangnya. Capeknya malah lebih-lebih.
Sepertinya organisasi masih gagap dengan perubahan pola kerja yang baru. Dengan menerapkan pola kerja dari rumah, waktu kerja memang cukup fleksibel. Tapi fleksibilitas itu sepertinya kebablasan. Kabur atau malah jadi tidak ada batasnya. Tidak kenal bedanya mana waktu kerja, waktu istirahat, ataupun waktu libur. Pokoknya kapan saja tidak ada alasan untuk tidak bisa buka gadget, untuk sekadar rapat atau diskusi. Rapatnya sendiri bisa cukup panjang, sampai larut malam. Beberapa kali sempat juga ikut rapat padahal posisi sedang di bus umum atau sedang cuti. Dalam sekali waktu, kita sering juga harus bisa hadir di dua rapat atau bahkan lebih. Persetan dengan teori yang mengatakan bahwa multitasking itu tidak efektif hasilnya.
Dalam perspektif lain, hal seperti itu bisa juga dimaklumi. Khususnya di instansi pemerintahan seperti tempat saya bekerja. Pada masa pandemi ini justru ada banyak hal yang mesti dikerjakan dengan secepat mungkin. Begitu terlambat maka kita akan kehilangan momentumnya. Kita semua tahu, publik selalu menuntut pemerintah untuk sigap dalam segala hal. Memang, rasanya jadi ada banyak hal yang bisa dikerjakan dan juga diselesaikan.
Ada sisi positif yang patut dicatat: transformasi budaya kerja digital bisa diakselerasi dengan sangat cepat. Yang kalau tidak ada pandemi, mungkin belum akan segera dilakukan dengan segala macam alasan dan pertimbangannya. Covid-19-lah yang memaksa percepatan itu. Ternyata bisa juga. Kekurangan tetaplah ada. Tinggal diperbaiki sambil jalan.
Bagaimana perjalanan ke depan? Masih banyak yang pesimis bakal ada perbaikan di tahun 2021. Tapi tentu saya tetap berharap, tahun 2021 ini akan lebih baik. Mulai dari penanganan kesehatan, penyelesaian masalah sosial, sampai dengan pemulihan ekonominya. Termasuk juga cara kerjanya, yang lebih modern dan tentu saja harus lebih manusiawi.
Selamat tahun baru 2021. Indonesia sehat, Indonesia maju!